The Great
Stories
SNIPER
SNIPER
ANDALAN KONFLIK MODERN
Beberapa
Dekade lalu, Sniper mungkin tak masuk pilihan dalam upaya memenangkan
pertempuran. Namun kini sniper makin dianggap dalam pertempuran maupun konflik.
Sniper kini lebih mampu dan lebih bisa diharapkan daripada pendahulunya. Dengan
kata lain, sniper telah mengubah medan pertempuran.
Hakekat
terpenting sniper adalah bagaimana mengendalikan situasi di lapangan dengan
murah dan efektif, tanpa terlihat. Dalam situasi knflik dimana serbuan masif di
kerahkan, seringkali situasi bukan makin terkendali, melainkan justru makin chaos.
Saat seperti itulah kehadiran sosok prajurit penembak jitu soliter dengan
senapan jarak jauh nya bagaikan senjata pamungkas yang menuntaskan permasalahan
dalam sekejap.
Sniper,
sang prajurit penembak jitu tersebut, merupakan suhu dari segala keahlian.
Sniper merupakan penembak jitu yang pertama dan yang paling utama dalam
memanfaatkan kemampuan senapan laras panjang. Bagai sosok ninja, sniper mampu
bermanuver dalam posisi tidak terlihat dan tidak terdeteksi, seringkali
berjam-jam bahkan berhari-hari. Dia ahlinya kamuflase jauh di atas keterampilan
prajurit biasa; dan ia memiliki kemampuan untuk menguasai lapangan, medan
tembak, dan posisi strategis untuk mengambil keuntungan dari keseluruhan
situasi.
Burung
snipe, yang jadi asal nama sniper, diketahui sangat sulit untuk ditemukan di
atas tanah, karena kemampuannya meneymbunyikan diri di antara rumput-rumput
tinggi dan memiliki sarang yang terkamuflase dengan baik serta gaya terbangnya
yang lincah dan tak terduga. Kemampuan-kemampuan serupa ini memungkinkan snipe
– atau sniper – untuk bertahan hidup.
Kemampuan
bersembunyi dari musuh dikombinasikan dengan kemampuan membidik yang mematikan
menjadikan snipersuatu senjata yang sangat ekstrem dan menciptakan efek tak
berimbang bagi musuh. Seorang sniper mampu menjangkau sasaran dengan tangannya
yang tidak terlihat sekaligus melancarkan teror ke sekitarnya. Bukan sekedar melesatkan
peluru tanpa terlihat yang bisa membekukan pasukan hingga terlalu takut untuk
bergerak, sniper mampu menyingkirkan personel kunci dan menciptakan dampak
langsung bagi rantai komando dan moral musuh. Begitu efisien dan efektifnya
kemampuan mematikan seorang sniper hingga sniper menjadi disegani, ditakuti,
dan dibenci. Sniper bagai haus darah, walaupun dalam terminologi militer
tujuannya tak berbeda dibandingkan dengan pasukan bersenjata lainnya.
Kemampuan
sniper untuk memosisikan diri hingga tidak terlihat oleh sasaran bisa jadi
merupakan alasan bagi sebagian pihak untuk mengartikan sniper sebagai penembak
runduk. Sementara sebagian pihak lainnya jurang sepakat dengan pengertian ini.
Adapun itu, bertolak dari kenyataan bahwa istilah sniper sudah begitu umum dan
tidak asing lagi, edisi koleksi ini memilih untuk menggunakan istilah sniper.
Mungkin gambaran tadi terlalu ekstrem, tapi hal
tersebut pernah diungkapkan oleh seorang kapten marinir AS untuk menggambarkan
kualifikasi yang dibutuhkan seorang sniper di era perang Vietnam “Kau harus
cukup kuat untuk bertahan tiarap di rerumputan berhari-hari , membiarkan
serangga merayapi sekujur tubuh dan menggigitnya, dan membiarkanmatahari
memanggangmu dan hujan menggenangimu,
-maaf- buang air besar kecil d
celanamu. Menelengkupkan diri karena kau tahu Charlie akan datang dan
kau akan membunuhnya.”
Sosok sniper sejati begitu ditakuti dan
disegani karena hanya bermodalkan kesungguhan dan keteguhan, seorang sniper
kadang didukung spotter bisa mengacaukan satu pasukan artileri maupun
infanteri. Dengan satu tembakan peluru mematikan le sasaran yang tepat seperti
komandan pasukan musuh, cukup membuat satu pasukan musuh tercerai-berai.
Saking ditakuti, pihak yang menjadi sasaran
sniper pun merasakan pelurunya sosok penangkal. Sosok penangkal ini biasanya
tak lebih dari seorang yang memiliki kemampuan setara sniper. Akan tetapi untuk
bisa melumpuhkan sniper penyerang , seseorang kontra sniper membutuhkan
kemampuan ekstra seperti membaca arah tembakan sniper. Kemampuan membaca arah
tembakan itulah yang dimiliki Abdul the terrible yang membuat nyawa
Billy Sing, sang sniper Legendaris dalam pertempuran Galipoli, berada di ujung
tanduk.
Kemampuan ekstra untuk mendeteksi arah
tembakan sniper kini bahkan dipermudah dengan adanya perangkat-perangkat kontra
sniperr. Berkat perkembangan teknolgi, teknologi anti sniper ikut berkembang
makin canggih dengan diciptakannya sistem deteksi peluru sniper seperti Boomerang.
Di Irak, banyak prajurit Amerika yang
loloos dari serangan sniper berkat perangkat perlindungan seperti body armor
dan kevlar helmets keluaran terbaru. Perangkat perlindungan ini
mampu menahan peluru kaliber 7,62x54 mm berkekuatan tinggi. Banyak prajurit
berhasil lolos dari kemungkinan luka mematikan. Paling banter mereka menderita
memar yang lumayan menyakitkan. Untuk kendaraan lapis baja, cupolas-nya
kini mulai diperkuat dengan kaca antipeluru. Sementara untuk melindungi
pangkalan, militer AS membangun penghalang beton dan pagar anti-sniper di
sekeliling nya.
Tak ada satupun yang bisa mengusik maupun
dijadikan alasan bagi sang sniper untukk beranjak atau bergerak sebelum misi
dituntaskan. Bahkan “Panggilan alam” sekalipun. Sulit tentunya untuk
membayangkan hal ini. Bagaimana mungkin seseorang bisa begitu keukeuh hingga
bisa melakukan hal-hal diluar akal sehat seperti -maaf- buang air besar maupun kecil –jika terpaksa- dilakukan
begitu saja tanpa beranjak sembari tetap fokus dengan misi yangtengah dijalankan.
Posisi Istimewa
Beberapa
tahun terakhir, sniper sudah mengambil posisi
yang kian istimewa baik dalam strategi militer maupun imajinasi populer.
Keberhasilan yang terungkap di publik, makin membuat semuanya sempurna. Dunia
media populer pun mengakuinya, mulai dari video games seperti sniper
elite hingga film perang Irak karya Kathryn Bigelow: The Hurt Locker dan
novel seri tentang penembak jitu Bob Lee Sawagger karya Stephen Hunter
Perang
terkini Amerika menunjukkan bagaimana tim sniper dapat mengendalikan situasi di
lapangan dengan murah dan efektif tanpa terlihat. Tak heran jika dalam konflik
di era modern pun sosok sniper tak ketinggalan dikerahkan.
Sniper
terbukti sangat cocok untuk konflik terkini seperti di Irak dan Afghanistan.
Terutama jika menilik situasi dimana manusia kerap digunakan sebagai perisai
hidup. Saat itulah diperlukan kemampuan dan kesempatan untuk melepaskan
tembakan jitu sementara prajurit lain tak mungkin bertindak.
Kenyataannya,
konflik utama di masa kini dan di masa datang memang cenderung ke arah revolusi
dan terorisme, dimana ancaman berbaur dengan kalangan sipil di tengah medan
tempur. Dalam kondisi ini, jelas tidak mungkin mengerahkan artileri. Sebagai
gantinya, dibutuhkan sniper. Selain kesuksesan startegi dan taktik yang sudah
terbukti, sosok sniper kian kuat dengan berkembangnya teknologi.
Tak
disangkal, sejak Desert Strom kini sniper kian mampu dan dihargai
keberadaannya. Terutama sejak diakui sebagai faktor pengubah arah pertempuran
maupun konflik. Tak hanya dikalangan kepolisian. Sniper tak lagi sekadar
mengendalikan senapan berperangkat telescopic sights, tapi juga dibekali
latihan yang membawa sniper kini jauh melampaui pendahulunya beberapa dekade
lalu.
Senjata
andalannya pun bukan lagi sekadar senapan di masa Perang Dunia I dan II seperti
Lee-Enfiled, M-1 Garand dan Mosin Nagant atau M82A1 Barrett di abad 21. Kini
sniper bisa memanfaatkan pembidik senjata laras khususseperti Horus Vision yang
dapat membidik sasaran hingga sejauh 2.500 yards (sekitar 2,3 km). Bisa juga
dilengkapi pembidik komputerisasi seperti BORS Barrett yang menyesuaikan dengan
elevasi, temperatur, dan tekanan udara. Alhasill, seorang sniper terlatih
mampumengenai sasaran seukuran kotak rokok sejauh dua kali lapangan bola. Slah
satu catatan terbaik tembakan sniper dengan kaliber .50 adalah sejauh 2.700
yard (sekitar 2.5 km) di Afghanistan.
Itu
semua masih ditambah lagi dengan pengkajian dari segi psikologis karena
dibutuhkan karakter tertentu untuk bisa menjadi seorang sniper. Dari segi
karakter, karakter digambarkan oleh seorang sniper memang bagaikan karakter
khayalan yang sulit untuk bisa dibayangkan kesejatiannya. Bagaimana tidak,
sulit rasanya membayangkan ada orang yang memiliki kemampuan komplet hingga tak
hanya efektif mengeliminasi ancaman tapi juga sulit diantisipasi. Bagaikan
kemampuan satu tim pasukan elite digabung jadi satu dalam satu orang. Kemampuan
itu pun masih ditambah lagi dengan bawaaan sniper yang terkesan “berdarah
dingin” hingga sulit untuk digoyahkan.
Begitu
mengawang-ngawangnya sosok sniper sehingga tak akan habis diceritakan. Setiap
kali diceritakan pun tiap kali pula membangkitkan rasa penasaran. Pada
akhirnya, betapapun mengawang-ngawangnya dan melegenda nya sosok sniper, tak
bisa dipungkiri, sosok sniper dengan senjatanya telah mengubah strategi
pertempuran. Bahkan pertempuran di era modern yang notabene telah sarat dengan
dukungan persenjataan canggih pun tak bisa mengabaikan keberadaan dan kebutuhan
akan sosok sniper. Dalam wujud manusia atau bahkan mungkin kelak dalam wujud
mesin.
Burung snipe
Burung
inilah yang mengilhami lahirnya kata sniper. Burung Snipe termasuk
dalam kelompok “game bird” alias biasa dijadikan sasaran dalam perburuan untuk
tujuan olahraga atau permainan. Selain itu ukurannya tidak terlalu besar,
burung ini amat lincah dan memiliki kamuflase yang sangat baik dengan alam
sekitarjadi sangat sulit untuk mendapatkannya.
Saking
sulitnya, bahkan ada idiom “snipe hunt” yang berarti tugas yang tak mungkin
dilakukan. Karena itu selain mahir menembak, seorang pemburu snipe juga
harus memiliki tingakat kesabaran yang tinggi. Tak heran jika kemudian berburu snipe
diindetikkan dengan pekerjaan sniper yang memang terkenal dengan
tingkat kesulitan yang tinggi,
Di
sisi lain, kemampuan kamuflase Snipe juga diidentikkan dengan kemampuan
kamuflase sniper. Burung snipe
dalam bahasa latin dikenal dengan nama gallinago sp. Hingga
saat ini sudah 15 jenis burung snipe yang dikenal. Gaya hidupnya yang selalu
berimigrasi (untuk menghindari musim dingin) menjadikan penyebaran burung ini
sangat luas. Mulai dari Asia, Australia sampai benua Amerika.
karenanya
banyak nama yang diberikan terhadap burung ini. Misal orang Belanda menyebutnya
zwergshnepfe dan Perancis becassine sourde. Habitat snipe di
daerah rawa-rawa dengan makanan utama;siput, serangga, dan binatang kecil lain
disekitar habitatnya. Saudara dekat burung ini ( familiy scolopacidae ) dapat
dijumpai di Indonesia yaitu burung Trinil (tringa sp) yang penampilan
dan gaya hidupnya mirip dengan burung snipe.(hrz)
SEJARAH SNIPER
Kalau
mau diartikan sebagai kemampuan menembak tepat, sniper mewakili sosok dengan
kemampuan yang awalnya dimanfaatkan untuk berburu. Di sisi lain, kemampuan
menembak tepat ini juga dikenal dalam olahraga maupun militer. Kenyataan
kemudian menunjukkan, kemampuan menembak jitu dari jarak jauh sangat mendukung untuk
mengeliminasi musuh.
Istilah sniper yang lebih mengacu pada
penembak jitu awalnya digunakan oleh sejumlah pewira pasukan Inggris yang
bertugas ke India pada akhir abad 18. Dalam surat ke keluarga mereka di kampung
halaman, perwira-perwira ini biasa menggambarkan beratnya aksi menembak yang
mereka lalui dengan istilah “going out sniping”. Snipe sebetulnya adalah
burung kecil yang biasa dijadikan sasaran olahraga berburu. Burung ini memiliki
bulu hitam berbaur coklat dengan gaya terbang yang tak terduga hingga sulit
untuk bisa menembak burung ini dengan tepat. Tak hanya dibutuhkan senapan tepat
untuk menjatuhkannya., tetapi juga dibutuhkan kemampuan khusus. Alhasil
keberhasilan menembak burung ini dengan tepat dipandang sebagai kemampuan di
atas rata-rata. Tak heran jika kemudian digunakan istilah “snipe shooting” yang
kemudian disederhanakan menjadi “sniping” untuk menggambarkan keterampilan
menembak jitu.
Sebelum dikenal istilah sniper, seradu yang
memiliki kemampuan menembak dikalangna militer disebut sharpshooter atau
marksmen. Selain itu, keberadaan dan peran pentingnya sebagai sniper
belum diperhatikan secara khusus . Di sisi lain, bersamaan dengan kemunculan
musket, pendahulu senapan laras panjang, mulai muncul juga penembak jarak jauh.
Walaupun musket belum memiliki tingkat akurasi yang cukup, musket memiliki
jangkauan hingga 90 meter. Awalnya pun musket hanya digunakan untuk olahraga.
Salah satu kelompok kegiatan olahraga
menembak tertua adalah di Luzern, Swiss, dengan catatan tahun 1466.
Senjata yang digunakan untuk olahraga
akhirnya digunakan untuk bertempur. Seperti yang dilakukan oleh sebagian orang
Inggris saat Perang Sipil Inggris ( 1642-1648 ), untuk menjatuhkan perwira
maupun NCO ( perwira tidak resmi ).
Penggunaan senjata laras panjang lama
kelamaan pun makin biasa digunakan dikalangan militer, terutama di sejumlah
medan pertempuran awal di Eropa. Bahkan hingga dibentuk unit khusus dan
ditugaskan untuk menjatuhkan perwira musuh. Akan tetapi, saat itu kompi yang
ada jumlahnya masih sangat kecil hingga belum cukup berkontribusi dalam
mengubah keseluruhan perang.
Pada tahun 1624, pemikiran maju King
Gustavus Adolphus II dari Swedia memperkenalkan musket ringan dan
mempersenjatai dua pertiga pasukannya dengan senapan ini. Penggunaan senapan
sebagai senjata utama kemungkinan karena Adolphus terinspirasi Jerman selama
Thirty Years War ( 1618-1635 ). Saat itu Jerman mengerahkan sharpshooters yang
dipersenjatai senapan, sekaligus mengerahkan pembunuh bayaran dengan senapan
yang sama. Dalam pertempuran Dirschen (1647 ), sorang sharpshooters Polandia
meninggalkan cerita setelah menembakkan peluru yang mengenai leher Adolphus
hingga membuat sang raja menderita sepanjang sisa hidupnya.
Semasa Perang Kemerdekaan Amerika, muncul
seorang pionir imigran Wels, Daniel Morgan ( 1736-1802 0, yang membentuk satu
unit sharpshooters pada 1755. unit sharpshooters yang dibentuk
sebelum pengepunagn Boston tersebut dikenal sebagai Morgan’s Sharpshooters.
Dalam pertempuran di Saratoga, Oktober 1777, Morgan yang sudah menjadi Jenderal
di 11th Virginia Regiment, menugaskan salah seorang penembak jitunya
untuk melakukan aksi sniper pertama tercatat didalam sejarah . Kabarnya, Murphy
memanjat sebuah pohn dan dengan hati-hati membidikkan senapannya pada jarak 275
meter. Ia memicu pelatuk senapan, melepaskan tembakan dan Jenderal Burgoyne
dari Inggris pun jatuh dari kudanya dalam keadaan luka parah yang mematikan.
Murphy kemudian menembak Sir Frances Clarke, seorang perwira Inggris. Segera
setelah itu, moral pasukan Inggris ikut mati bersama kematian pemimpin mereka.
Pasukan Inggris akhirnya mundur. Pertempuran Saratoga dianggap sebagai titik
balik bagi Perang Kemerdekaan Amerika, dan itu tak terlepas dari aksi seorang
‘sniper”.
Aksi sharpshooter di masa lalu ala
sniper terus berkembang sepanjang sejarah. Perannya pun makin terperhatikan.
Pertempuran Trafalgar pada tahun 1805 juga bisa dikatakan sebagai peristiwa
pentinng dalam perkembangan sejarah sniper. Pertempuran ini menandai dua
peristiwa penting bagi Inggris berhasil mencatat kemenangan terbesarnya di
laut. Di sisi lain, Inggris harus menerima kematian pahlawan terbesarnya di AL.
Kematian Admiral Horatio Nelson akibat peluru seorang sharpshooter yang
ditembakkan dari jarak sekitar 14 meter.
Selama perang saudara Amerika ( Civil War
), istilah ‘sharpshooter’, ‘marksman’ atau ‘skirmisher’ masih digunakan untuk menggambarkan
prajurit dengan kemampuan menembak tepat yang dikerahkan secara individual.
Sepanjang sejarah, militer menggunakan skirmisher untuk memecah formasi
musuh dan mencegah musuh untuk menyerang dengan kekuatan mereka. Secara umum skirmish
merupakan pertempuran terbatas, melibatkan pasukan diluar pasukan inti.
Penggunaan istilah sniper belum digunakan secara luas di AS hingga
setelah Perang Saudara Amerika. Dan kemungkinan semakin luas setelah media
menggunakannya semasa bulan-bulan awal Perang Dunia I.
Resimen pertama Berdan disetujui Secretary
of War pada 15 Juni 1861. uniknya, resimen ini menarik sukarelawan dari
berbagai daerah utara dan tidak diatur oleh negara bagian. Untuk bisa menjadi
bagian dari Berdan’s Sharpshooters, mereka harus lulus tes. Termasuk di
antaranya menembak 10 tembakan pada target diameter 25,4 cm dari jarak 183.
Sharpshooters memainkan peranan penting
dalam banyak pertempuran selama Perang Saudara Amerika ( 1861- 1865 ). Dalam
Pertempuran Gettysburg, Juli 1863, sharpshooters menjadi sangat dikenal
dalam menahan pasukan Konfederasi di dataran berbatu yang dikenal sebagai
Devil’s Den.
Terlepas dari keberhasilan para sharpshooters, ada kalanya mereka
harus menanggung balasan dari musuh. Seperti Devil’s Den, sharpshooters Konfederasi
berhasil ditewaskan oleh tembakan pasukan artileri. Sementara itu, di awal
Pertempuran Spotsylvania Court House ( 9 Mei 1864 ), Jenderal Jhon Sedgwick
dari Union meremehkan kemampuan barisan skirmisher Konfederasi saat pasukannya merangsek
maju ke arah barisan tersebut. Pada jarak 910 meter, pasukannya mulai mencari
perlindungan dari hujan peluru. Demi menggerakan pasukannya untuk maju,
Sedgwick berteriak, “Mereka bahkan tidak dapat mengenai seekor gajah dalam
jarak sejauh ini !” Menyusul teriakannya tersebut, Sedgwick jatuh dari kudanya
dengan lubang peluru di bawah mata kirinya. Dengan jarak sejauh itu,
kemungkinan tembakan berasal dari senapan Whitworth.
Peran sniper pun mulai populer sejak Perang
Saudara Amerika. Mereka menjadi kekuatan yang menentukan pada pertempuran –
pertempuran besar yang berlangsung di berbagai penjuru dunia. Mulai dari PD I,
PD II, Perang Korea, Perang Vietnam, hingga konflik di era modern lainnya.
TOP EIGHT
ULTIMATE SNIPER RIFLE
Banyak
parameter untuk menentukan peringkat terbaik senapan runduk saat ini tentu
saja, penilaian harus independen dan bersifat multiaspek mencakup beragam
kriteria sebagai dasar memberikan tanda bintang atau skala penilaian. Dari
sebuah video tayangan analisis berjudul The Ultimate Sniper Rifle, beikut
adalah 10 peringkat senapan runduk terbaik atau masuk kategori Top Ten Ultimate
Sniper Rifle. Boleh setuji boleh tidak, Anda tentu berhak menentukan.
CheyTac M200 Intervention/LRSS
Inilah
senapan runduk bolt action antipersonel jarak jauh yang diklaim banyak
pihak sebagai yang terbaik saat ini di muka bumi. CheyTac M200
Intervention/LRRS (LRRS – Long Rang Rifle System) diproduksi CheyTac M200 LLC,
AS sejak tahun 2001. Senapan ini memberikan keluwesan karena bisa dengan mudah
diurai sehingga tidak akan menyusahkan gerak pasukan khusus ditambah bobotnya
yang ringan )12.3 kg) dibanding senapan runduk berat lainnya. Kelahiran CheyTac
M200 tidak lepas dari tangan dingin Profesor Johm D. Taylor sebagai desainer
peluru .408 CheyTac. Peluru .408 yang dari segi ukuran berada di kisaran .50
BMG dan .338 Lapua ini memiliki bentuk pucuk tajam dan streamline “lebih
sempurna” sehingga memungkinkan .408 yang berbobot 419 grain (27.15 gram)
melesat stabil pada kecepatan supersonik hingga jarak di atas 2.000 meter
(2.200 yard). Setelah melesat lebih dari 700. meter .408 juga memiliki energi
kinetic lebih besar dibanding peluru berpucuk “timpul” .50 BMG ball. Selosongnya
juga lebih ringan 1/3 dari dari bobot selongsong .50 BMG sehingga menghasilkan recoil
lebih kecil. Dal hal perkenaan tembakan jarak jauh, CheyTac M200 LRRS juga
diklaim paling akurat. CheyTach melengkapi operator M200 dengan PDA (
Personal Data Assistant ) berisi software yang dihubungkan dengan
sensore angin, temperatur, dan tekanan atmosfer melalui Kestrel 4000. Senapan
ini juga masih dilengkapi teleskop standar Nightfoce NXS 5.5-22x yang bisa
diupgrade ke AN/PPV-14 Night Vision serta dilengkapi laser AN/PEQ-2 IR.
Accuracy International AWSM
Merujuk
pada sejarah awalnya, senapan runduk AWSM yang bermakna Artic Warfare Super
Magnum, dibuat atas permintaan AB Swedia yang menginginkan senapan runduk jarak
jauh untuk icy condition. Senapan buatan Accuracy International, Inggris
ini tak pelak oleh pihak pabrikan malah dibuat mampu digunakan di segala medan.
Mulai dari medan pegunungan di Afghanistan, iklim tropis, gurun pasir berdebu,
hingga wilayah kutub bertundra. AWSM berguna untuk melibas lapis baja ringan, ranpur, maupun helikopter.
Kembali ke permintaan awal, AWSM didesain bisa beroperasi pada suhu -46 derajat
Celcius hingga suhu panas 71 derajat Celcius. Melihat segala kemampuan yang ada
padanya, AWSM pun kemudian dipilih oleh Special Air Service ( SAS ) sebagai
senapan runduk utama. AWSM menggunakan peluru .338 Lapua, menjadikannya punya
tingkat akurasi yang tinggi dalam penembakan berjarak 1.500 yard atau lebih.
Produk-Produk Accuracy International , sesuai namanya memang mengutamakan sisi
akurasi dalam hasil tembakan, di samping faktor kekuatan dan ketangguhannya.
Sistem asupan menggunakan magasin kapasitas lima peluru, tersedia untuk model
.300 Winchester Magnum dan .338 Lapua Magnum. Tingkat presisi penembakan
didukung juga oleh penggunaan teleskop Schmidt & Bender tipe PM II 10x42
dengan pembesaran optik 10 kali. Super Magnum merupakan versi terbesar dari
varian AW sebelumnya. Varian dari AW sendiri beragam seperti AWP (Police), AWM
(Magnum), AWC
(Special Ops-Oriented), dan AWS (Suppressed). Produksi AWSM dimulai Tahun 1997
dan masih diproduksi hingga saat ini. Saking populernya, senapan ini juga
digunakan sebagai senapan antiteroris
oleh Alpha Group Rusia maupun Polish 1st Special Commando Regiment.
Stealth Recon Scout
Stealth Recon Scout buatan Desert Tactical Arms, AS merupakan senapan runduk jenis langka. Senapan ini menggunakan mekanisme bullpup bolt action. Efek utamanya jelas terlihat hal keringkasan. Demikian juga penempatan magasin dibelakang pistol grip. Pihak pabrikan menyatakan, penambahan bobot di bagian belakang senapan ini juga untuk mencapai titik seimbang tengah. Stealth Recon Scout punya dimensi 11 inchi (280 mm) lebih pendek dari senapan sniper konvensional. Senapan ini muncul pertama kali dalam Shot Show di AS. Sebagai peluru standar, Stealth Recon Scout memilih .338 Lapua Magnum. Namun, ada tiga varian lain yang menggunakan peluru .243 Winchester, .308 Winchester, dan 300 Winchester Magnum. Sekarang malah tambah lagi dengan peluru .260 Remington dan 6.5x47 Lapua. Varian .338 mennggunakan kotak magasin kapasitas lima peluru dan laras 660 mm fluted maupun free floated. Stealth Recon Scout muncul sebagai wujud out of the box senapan runduk konvensional berlaras panjang. Desain bullpup menempatkannya sebagai senapan runduk ( untuk kepentingan khusus dengan laras terpendek saat ini. Opsi ganti peluru san laras ditunjukkan agaroperator tidak harus berjalan terlalu jauh dalam pertempuran. Sebagaimana diketahui peluru .338 Lapua sebagai senjata antimaterial ampuh hingga jarak 1.500 yard. Penggantian laras juga tak memakan waktu lama, ini karena sistem lepas-pasang laras dilakukan cukup dengan mengendurkan empat skrup di bodi senapan. Operator kemudian tinggal menarik penutup popor, melepaskan bolt, dan magasin. Setelah itu gunakan laras yang sesuai dengan kaliber peluru yang akan digunakan.Lalu masukkan bolt, magasin serta penutup popor. Sistem Modular juga menjadi kunci keunggulan senapan ini. Sehingga senapan bisa digunakan dalam operasi penembakkan anti materi maupun antipersonel.
Barret Model 99 .416
Sejak
kelahiran senapan runduk M82, pabrikan Barret memang sudah menarik perhatian
berbagai kalangan dan diandalkan sebagai salah satu produsen senapan runduk
kelas wahid. Senapan runduk dengan julukan “Big Shot” Barret Model 99 merupakan
salah satu prodek pabrikan senjata ini dengan jenis Single Shot Sniper
Rifle. Model 99 diperkenalkan tahun 1999. Dua jenis peluru ditawarkan,
sehingga ada dua laras berbeda. Laras sepanjang 32 inchi khusus untuk peluru
.416 dan laras 25 inchi, 29 inchi, serta 32 inchi untuk peluru .50 BMG. Senapan
dapat diurai dengan hanya melepaskan tiga pin pelepas. Kecepatan peluru .416
sangat fenomenal. Padahal dari segi bobot peluru ini lebih ringan dari caliber
.50. Adalah Crhis Barret putra dari Ronnie Barret pendiri Barret Firearms yang
berhasil mendesain peluru .416. Kebanyakan peluru .50 melesat dalam kecepatan
subsonik hingga jarak 1.700 meter. Sedangkan .416 mampu melesat dalam kecepatan
supersonik hingga jarak 2.500 meter.
Accuracy International AS-50
Lepas
dari varian AW50F dan AW50FT, Accuracy
International bekerja sama dengan Naval Survace Warfare Center membuat varian
khusus untuk US Navy SEAL. Produksi dibuat mulai tahun 2006 dimana prototipenya
nongol pertama kali dalam ajang bergengsi Shot Show tahun 2005 di AS. Ringan,
tangguh, dan antikorosi, merupakan spek utama yang diinginkan Navy SEAL. Toh
untuk Navy SEAL yang rata-rata berotot kekar, bobot 14 kg senapan ini mungkin
bukan persoalan. Dalam hal peluru, AS-50 menggunakan kaliber 12,7x99 mm. Asupan
amunisi menggunakan magasin pasang-lepas ( detachable ) berkapasitas lima peluru. Sementara sistem
semi otomatis menggunakan gas buangan tembakan. Panjang keseluruhan senapan
adalah 1.369 mm. Accuracy International mengklaim AS-50 memiliki tingkat
akurasi tembakan dibawah 1,5 MOA ( Minute of Angle ) dengan jarak efektif 1.800
meter. Larasnya sepanjang 692 mm, free-floated, dilengkapi dua ruang
bakar, dan muzzle brake dari aloy baja. Penggunaan bahan ini dapat
mengurangi recoil senapan sehingga lebih kecil dari hentakan pasa AW50F
dan AW50FT. Receiver terbuat dari baja dan tersedia mounting rail untuk
penempatan optik pandangan. Di bagian atas, kiri, dan kanan, terdapat tiga rel
Picatinny sebagai
mounting aksesoris tambahan. Kompunen bipod yang bisa dipasang dengan
cepat disediakan untuk menopang laras sekaligus untuk menyesuaikan ketinggian
posisi senapan Yang dibutuhkan. Dibelakang popor terdapat satu kaki tambahan
yang bisa dilipat .Senapan punya tingkat fleksibilitas yang tinggi, yakni dapat
diurai dan dipasang dengan Waktu dengan kurang dari 3 menit. Selain US Navy
SEAL jadi operator utama senapan Ini.
M40 6.5x47 Lapua
Tua tak selalu berarti usang atau
tak berguna lagi. Bukti ini pas untuk menggambarkan senapan runduk M40 yang
kini dipadukan dengan peluru 6.5x47 Lapua. Simplicity and proven realbility,
itulah konsep yang dikedepankan dalam senapan ini. Terbukti, M40 yang sudah
digunakan pertama kali oleh Korps Marinir AS sejak tahun 1966 masih digunakan
hingga saat ini. Memang M40 yang aslinya adalah Remington 700 ini juga
berevolusi menjadi M40A1, M40A3, dan M40A5. Dan kini dengan memadukan M40
dengan peluru baru 6.5x47 Lapua. Senapan ini muncul dengan kode M40T7. Belum
banyak memang literatur yang mengulasnya. Namun video-video mengenai senapan
ini sudah dapat dilihat di internet. Peluru 6.5x47 Lapua seukuran sama dan
sebobot dengan .308. Tetapi dalam hal meluncur di udara sangatlah beda. Bila
.308 Winchester setelah ditembakan akan berakhir dengan lintasan parabolik
jatuh, maka peluru 6.5x47 Lapua lebih panjang trayektori dan energinya.
Hebatnya, hentakan peluru lebih kecil 40% dari .308 Winchester. Peluru ini
efektif digunakan pada jarak 1.00 meter atau lebih. Penggunaan teleskop untuk
siang dan malam hari, makin membuatnya mantap menggulingkan sasaran pada jarak
1.000 yard.
Barrett m107 LRSR
Kelahiran
senapan runduk semiotomatis kelas berat Barret M107 LRSR ( Long Range Sniper
Rifle ) yang digunakan AD AS terinspirasi oleh penggunaan Barret M82A1 yang
digunakan Korps Marinir AS. Dapat dikata ,107 merupakan penyempurnaan versi AD
AS. Sebenarnya prototipe pertama tampil dengan XM107, penyempurnaan dari Barret
M95 yang dipilih dan dibeli beberapa pucuk oleh AD AS sebagai senapan uji tahun
1999. Keputusan berubah tahun 2002 karena ternyata AD lebih kesengsem pada
senapan bermekanisme semi otomatis. Akhirnya M82A1 lah yang disempurnakan dan
berubah wujud menjadi M107 LRSR untuk AD
AS. M107 menggunakan peluru.50. untuk perkenaan terhadap sasaran senapan
dilengkapi teleskop Leupold 4.5-14x5 Mark 4. beberapa perubahan terlihat
diantaranya penggunaan rel aksesori yang lebih panjang, pegangan kebelakang,
dan soked monopod. Varian M107CQ memiliki ukuran yang lebih pendek dan lebih
ringan. Varian ini dibuat untuk penggunaan dari helikopter dan mendukung
pertempuran jarak dekat. USCG dan Homeland Security merupakan operator senapan
ini di luar AD AS. Oktober 2010 Barret menghentikan produksi M107 dan
menggantikannya dengan varian baru M107A1. Perbedaan yang cukup terasa terletak
pada pengurangan bobot sekitar empat pon dan penggunaan muzzle brake berbentuk
silindris dari bahan titanium, menggantikan muzzle brake lama berbentuk arrow
head.
McMillan Tac-50
Dibuat
oleh pabrik McMillan Brothers Rifle Company, AS senapan runduk antimateril
McMillan Tac-50 telah digunakan di lima negara yakni AS, Israel, Turki,
Perancis, dan Kanada. Negara yang disebuat terakhir bahkan berhasil meraih nama
harum berkat rekor penembakan terjauh menjungkalkan sasaran yang dilakukan oleh
Kopral Rob Furlong, yakni sejauh 2.430 meter. Rekor yang dibuat tahun 2002 ini
sekaligus menumbangkan rekor Charlos Hathcock dalam perang Vietnam. Sebagai senapan
runduk antimateril Tac-50 efektif digunakan untuk ,erusak radar dan instalasi
komunikasi lainnya serta perlindungan dinding beton . Tac-50 dioperasikan
secara manual dengan mekanisme rotary bolt action. popor dirancang
dengan sistem lipat agar mudah dalam pengepakan. Larasnya sepanjang 737 mm
merupakan jenis flutted barrel dengan muzzle brake empat lubang
diujung laras. Lazimnya senapan runduk yang lain laras ditopang oleh bipod.
Senapan runduk ini mulai digunakan sejak tahun 2000. basis desainnya diambil
dari produk-prodeuk McMilan tahun 1980-an. Peluru menggunakan .50 BMG dengan muzzle
velocity 805 m/second. Jarak tembak efektif mencapai 1.600 meter. Sistem
asupan peluru menggunakan magasen kapasitas lima peluru. Sedangkan teleskop
menggunakan 5-25x. Ab kanada kini menggunakan teleskop Schmidt & Bender
5-25x556 PMII. Sementara McMilan sendiri mulai menerapkan Nightforce NXS
8-32x56 Mil-dot untuk Tac-50 andalannya ini. Senapan berjuluk Big Mac ini
meupakan request dari US Navy kepada McMilan diawal 1990-an untuk
mendesain .50 cal weapon system.