Jumat, 02 Maret 2012

The Great Stories SNIPER




The Great Stories
SNIPER


SNIPER ANDALAN KONFLIK MODERN

Beberapa Dekade lalu, Sniper mungkin tak masuk pilihan dalam upaya memenangkan pertempuran. Namun kini sniper makin dianggap dalam pertempuran maupun konflik. Sniper kini lebih mampu dan lebih bisa diharapkan daripada pendahulunya. Dengan kata lain, sniper telah mengubah medan pertempuran.
Hakekat terpenting sniper adalah bagaimana mengendalikan situasi di lapangan dengan murah dan efektif, tanpa terlihat. Dalam situasi knflik dimana serbuan masif di kerahkan, seringkali situasi bukan makin terkendali, melainkan justru makin chaos. Saat seperti itulah kehadiran sosok prajurit penembak jitu soliter dengan senapan jarak jauh nya bagaikan senjata pamungkas yang menuntaskan permasalahan dalam sekejap.
Sniper, sang prajurit penembak jitu tersebut, merupakan suhu dari segala keahlian. Sniper merupakan penembak jitu yang pertama dan yang paling utama dalam memanfaatkan kemampuan senapan laras panjang. Bagai sosok ninja, sniper mampu bermanuver dalam posisi tidak terlihat dan tidak terdeteksi, seringkali berjam-jam bahkan berhari-hari. Dia ahlinya kamuflase jauh di atas keterampilan prajurit biasa; dan ia memiliki kemampuan untuk menguasai lapangan, medan tembak, dan posisi strategis untuk mengambil keuntungan dari keseluruhan situasi.
Burung snipe, yang jadi asal nama sniper, diketahui sangat sulit untuk ditemukan di atas tanah, karena kemampuannya meneymbunyikan diri di antara rumput-rumput tinggi dan memiliki sarang yang terkamuflase dengan baik serta gaya terbangnya yang lincah dan tak terduga. Kemampuan-kemampuan serupa ini memungkinkan snipe – atau sniper – untuk bertahan hidup.
Kemampuan bersembunyi dari musuh dikombinasikan dengan kemampuan membidik yang mematikan menjadikan snipersuatu senjata yang sangat ekstrem dan menciptakan efek tak berimbang bagi musuh. Seorang sniper mampu menjangkau sasaran dengan tangannya yang tidak terlihat sekaligus melancarkan teror ke sekitarnya. Bukan sekedar melesatkan peluru tanpa terlihat yang bisa membekukan pasukan hingga terlalu takut untuk bergerak, sniper mampu menyingkirkan personel kunci dan menciptakan dampak langsung bagi rantai komando dan moral musuh. Begitu efisien dan efektifnya kemampuan mematikan seorang sniper hingga sniper menjadi disegani, ditakuti, dan dibenci. Sniper bagai haus darah, walaupun dalam terminologi militer tujuannya tak berbeda dibandingkan dengan pasukan bersenjata lainnya.
Kemampuan sniper untuk memosisikan diri hingga tidak terlihat oleh sasaran bisa jadi merupakan alasan bagi sebagian pihak untuk mengartikan sniper sebagai penembak runduk. Sementara sebagian pihak lainnya jurang sepakat dengan pengertian ini. Adapun itu, bertolak dari kenyataan bahwa istilah sniper sudah begitu umum dan tidak asing lagi, edisi koleksi ini memilih untuk menggunakan istilah sniper.
Mungkin  gambaran tadi terlalu ekstrem, tapi hal tersebut pernah diungkapkan oleh seorang kapten marinir AS untuk menggambarkan kualifikasi yang dibutuhkan seorang sniper di era perang Vietnam “Kau harus cukup kuat untuk bertahan tiarap di rerumputan berhari-hari , membiarkan serangga merayapi sekujur tubuh dan menggigitnya, dan membiarkanmatahari memanggangmu dan hujan menggenangimu, -maaf-  buang air besar kecil d celanamu. Menelengkupkan diri karena kau tahu Charlie akan datang dan kau akan membunuhnya.”
Sosok sniper sejati begitu ditakuti dan disegani karena hanya bermodalkan kesungguhan dan keteguhan, seorang sniper kadang didukung spotter bisa mengacaukan satu pasukan artileri maupun infanteri. Dengan satu tembakan peluru mematikan le sasaran yang tepat seperti komandan pasukan musuh, cukup membuat satu pasukan musuh tercerai-berai.
Saking ditakuti, pihak yang menjadi sasaran sniper pun merasakan pelurunya sosok penangkal. Sosok penangkal ini biasanya tak lebih dari seorang yang memiliki kemampuan setara sniper. Akan tetapi untuk bisa melumpuhkan sniper penyerang , seseorang kontra sniper membutuhkan kemampuan ekstra seperti membaca arah tembakan sniper. Kemampuan membaca arah tembakan itulah yang dimiliki Abdul the terrible yang membuat nyawa Billy Sing, sang sniper Legendaris dalam pertempuran Galipoli, berada di ujung tanduk.
Kemampuan ekstra untuk mendeteksi arah tembakan sniper kini bahkan dipermudah dengan adanya perangkat-perangkat kontra sniperr. Berkat perkembangan teknolgi, teknologi anti sniper ikut berkembang makin canggih dengan diciptakannya sistem deteksi peluru sniper seperti Boomerang.
Di Irak, banyak prajurit Amerika yang loloos dari serangan sniper berkat perangkat perlindungan seperti body armor dan kevlar helmets keluaran terbaru. Perangkat perlindungan ini mampu menahan peluru kaliber 7,62x54 mm berkekuatan tinggi. Banyak prajurit berhasil lolos dari kemungkinan luka mematikan. Paling banter mereka menderita memar yang lumayan menyakitkan. Untuk kendaraan lapis baja, cupolas-nya kini mulai diperkuat dengan kaca antipeluru. Sementara untuk melindungi pangkalan, militer AS membangun penghalang beton dan pagar anti-sniper di sekeliling nya.
Tak ada satupun yang bisa mengusik maupun dijadikan alasan bagi sang sniper untukk beranjak atau bergerak sebelum misi dituntaskan. Bahkan “Panggilan alam” sekalipun. Sulit tentunya untuk membayangkan hal ini. Bagaimana mungkin seseorang bisa begitu keukeuh hingga bisa melakukan hal-hal diluar akal sehat seperti -maaf- buang air besar maupun kecil –jika terpaksa- dilakukan begitu saja tanpa beranjak sembari tetap fokus dengan misi  yangtengah dijalankan.



Posisi Istimewa

Beberapa tahun terakhir, sniper sudah mengambil posisi  yang kian istimewa baik dalam strategi militer maupun imajinasi populer. Keberhasilan yang terungkap di publik, makin membuat semuanya sempurna. Dunia media populer pun mengakuinya, mulai dari video games seperti sniper elite hingga film perang Irak karya Kathryn Bigelow: The Hurt Locker dan novel seri tentang penembak jitu Bob Lee Sawagger karya Stephen Hunter
Perang terkini Amerika menunjukkan bagaimana tim sniper dapat mengendalikan situasi di lapangan dengan murah dan efektif tanpa terlihat. Tak heran jika dalam konflik di era modern pun sosok sniper tak ketinggalan dikerahkan.
Sniper terbukti sangat cocok untuk konflik terkini seperti di Irak dan Afghanistan. Terutama jika menilik situasi dimana manusia kerap digunakan sebagai perisai hidup. Saat itulah diperlukan kemampuan dan kesempatan untuk melepaskan tembakan jitu sementara prajurit lain tak mungkin bertindak.
Kenyataannya, konflik utama di masa kini dan di masa datang memang cenderung ke arah revolusi dan terorisme, dimana ancaman berbaur dengan kalangan sipil di tengah medan tempur. Dalam kondisi ini, jelas tidak mungkin mengerahkan artileri. Sebagai gantinya, dibutuhkan sniper. Selain kesuksesan startegi dan taktik yang sudah terbukti, sosok sniper kian kuat dengan berkembangnya teknologi.
Tak disangkal, sejak Desert Strom kini sniper kian mampu dan dihargai keberadaannya. Terutama sejak diakui sebagai faktor pengubah arah pertempuran maupun konflik. Tak hanya dikalangan kepolisian. Sniper tak lagi sekadar mengendalikan senapan berperangkat telescopic sights, tapi juga dibekali latihan yang membawa sniper kini jauh melampaui pendahulunya beberapa dekade lalu.
Senjata andalannya pun bukan lagi sekadar senapan di masa Perang Dunia I dan II seperti Lee-Enfiled, M-1 Garand dan Mosin Nagant atau M82A1 Barrett di abad 21. Kini sniper bisa memanfaatkan pembidik senjata laras khususseperti Horus Vision yang dapat membidik sasaran hingga sejauh 2.500 yards (sekitar 2,3 km). Bisa juga dilengkapi pembidik komputerisasi seperti BORS Barrett yang menyesuaikan dengan elevasi, temperatur, dan tekanan udara. Alhasill, seorang sniper terlatih mampumengenai sasaran seukuran kotak rokok sejauh dua kali lapangan bola. Slah satu catatan terbaik tembakan sniper dengan kaliber .50 adalah sejauh 2.700 yard (sekitar 2.5 km) di Afghanistan.
Itu semua masih ditambah lagi dengan pengkajian dari segi psikologis karena dibutuhkan karakter tertentu untuk bisa menjadi seorang sniper. Dari segi karakter, karakter digambarkan oleh seorang sniper memang bagaikan karakter khayalan yang sulit untuk bisa dibayangkan kesejatiannya. Bagaimana tidak, sulit rasanya membayangkan ada orang yang memiliki kemampuan komplet hingga tak hanya efektif mengeliminasi ancaman tapi juga sulit diantisipasi. Bagaikan kemampuan satu tim pasukan elite digabung jadi satu dalam satu orang. Kemampuan itu pun masih ditambah lagi dengan bawaaan sniper yang terkesan “berdarah dingin” hingga sulit untuk digoyahkan.
Begitu mengawang-ngawangnya sosok sniper sehingga tak akan habis diceritakan. Setiap kali diceritakan pun tiap kali pula membangkitkan rasa penasaran. Pada akhirnya, betapapun mengawang-ngawangnya dan melegenda nya sosok sniper, tak bisa dipungkiri, sosok sniper dengan senjatanya telah mengubah strategi pertempuran. Bahkan pertempuran di era modern yang notabene telah sarat dengan dukungan persenjataan canggih pun tak bisa mengabaikan keberadaan dan kebutuhan akan sosok sniper. Dalam wujud manusia atau bahkan mungkin kelak dalam wujud mesin.






Burung snipe

Burung inilah yang mengilhami lahirnya kata sniper. Burung Snipe termasuk dalam kelompok “game bird” alias biasa dijadikan sasaran dalam perburuan untuk tujuan olahraga atau permainan. Selain itu ukurannya tidak terlalu besar, burung ini amat lincah dan memiliki kamuflase yang sangat baik dengan alam sekitarjadi sangat sulit untuk mendapatkannya.
Saking sulitnya, bahkan ada idiom “snipe hunt” yang berarti tugas yang tak mungkin dilakukan. Karena itu selain mahir menembak, seorang pemburu snipe juga harus memiliki tingakat kesabaran yang tinggi. Tak heran jika kemudian berburu snipe diindetikkan dengan pekerjaan sniper yang memang terkenal dengan tingkat kesulitan yang tinggi,
Di sisi lain, kemampuan kamuflase Snipe juga diidentikkan dengan kemampuan kamuflase sniper. Burung snipe  dalam bahasa latin dikenal dengan nama gallinago sp. Hingga saat ini sudah 15 jenis burung snipe yang dikenal. Gaya hidupnya yang selalu berimigrasi (untuk menghindari musim dingin) menjadikan penyebaran burung ini sangat luas. Mulai dari Asia, Australia sampai benua Amerika.
karenanya banyak nama yang diberikan terhadap burung ini. Misal orang Belanda menyebutnya zwergshnepfe dan Perancis becassine sourde. Habitat snipe di daerah rawa-rawa dengan makanan utama;siput, serangga, dan binatang kecil lain disekitar habitatnya. Saudara dekat burung ini ( familiy scolopacidae ) dapat dijumpai di Indonesia yaitu burung Trinil (tringa sp) yang penampilan dan gaya hidupnya mirip dengan burung snipe.(hrz)





SEJARAH SNIPER

Kalau mau diartikan sebagai kemampuan menembak tepat, sniper mewakili sosok dengan kemampuan yang awalnya dimanfaatkan untuk berburu. Di sisi lain, kemampuan menembak tepat ini juga dikenal dalam olahraga maupun militer. Kenyataan kemudian menunjukkan, kemampuan menembak jitu dari jarak jauh sangat mendukung untuk mengeliminasi musuh.
Istilah sniper yang lebih mengacu pada penembak jitu awalnya digunakan oleh sejumlah pewira pasukan Inggris yang bertugas ke India pada akhir abad 18. Dalam surat ke keluarga mereka di kampung halaman, perwira-perwira ini biasa menggambarkan beratnya aksi menembak yang mereka lalui dengan istilah “going out sniping”. Snipe sebetulnya adalah burung kecil yang biasa dijadikan sasaran olahraga berburu. Burung ini memiliki bulu hitam berbaur coklat dengan gaya terbang yang tak terduga hingga sulit untuk bisa menembak burung ini dengan tepat. Tak hanya dibutuhkan senapan tepat untuk menjatuhkannya., tetapi juga dibutuhkan kemampuan khusus. Alhasil keberhasilan menembak burung ini dengan tepat dipandang sebagai kemampuan di atas rata-rata. Tak heran jika kemudian digunakan istilah “snipe shooting” yang kemudian disederhanakan menjadi “sniping” untuk menggambarkan keterampilan menembak jitu.
Sebelum dikenal istilah sniper, seradu yang memiliki kemampuan menembak dikalangna militer disebut sharpshooter atau marksmen. Selain itu, keberadaan dan peran pentingnya sebagai sniper belum diperhatikan secara khusus . Di sisi lain, bersamaan dengan kemunculan musket, pendahulu senapan laras panjang, mulai muncul juga penembak jarak jauh. Walaupun musket belum memiliki tingkat akurasi yang cukup, musket memiliki jangkauan hingga 90 meter. Awalnya pun musket hanya digunakan untuk olahraga. Salah satu kelompok  kegiatan olahraga menembak tertua adalah di Luzern, Swiss, dengan catatan tahun 1466.
Senjata yang digunakan untuk olahraga akhirnya digunakan untuk bertempur. Seperti yang dilakukan oleh sebagian orang Inggris saat Perang Sipil Inggris ( 1642-1648 ), untuk menjatuhkan perwira maupun NCO ( perwira tidak resmi ).
Penggunaan senjata laras panjang lama kelamaan pun makin biasa digunakan dikalangan militer, terutama di sejumlah medan pertempuran awal di Eropa. Bahkan hingga dibentuk unit khusus dan ditugaskan untuk menjatuhkan perwira musuh. Akan tetapi, saat itu kompi yang ada jumlahnya masih sangat kecil hingga belum cukup berkontribusi dalam mengubah keseluruhan perang.
Pada tahun 1624, pemikiran maju King Gustavus Adolphus II dari Swedia memperkenalkan musket ringan dan mempersenjatai dua pertiga pasukannya dengan senapan ini. Penggunaan senapan sebagai senjata utama kemungkinan karena Adolphus terinspirasi Jerman selama Thirty Years War ( 1618-1635 ). Saat itu Jerman mengerahkan sharpshooters yang dipersenjatai senapan, sekaligus mengerahkan pembunuh bayaran dengan senapan yang sama. Dalam pertempuran Dirschen (1647 ), sorang sharpshooters Polandia meninggalkan cerita setelah menembakkan peluru yang mengenai leher Adolphus hingga membuat sang raja menderita sepanjang sisa hidupnya.
Semasa Perang Kemerdekaan Amerika, muncul seorang pionir imigran Wels, Daniel Morgan ( 1736-1802 0, yang membentuk satu unit sharpshooters pada 1755. unit sharpshooters yang dibentuk sebelum pengepunagn Boston tersebut dikenal sebagai Morgan’s Sharpshooters. Dalam pertempuran di Saratoga, Oktober 1777, Morgan yang sudah menjadi Jenderal di 11th Virginia Regiment, menugaskan salah seorang penembak jitunya untuk melakukan aksi sniper pertama tercatat didalam sejarah . Kabarnya, Murphy memanjat sebuah pohn dan dengan hati-hati membidikkan senapannya pada jarak 275 meter. Ia memicu pelatuk senapan, melepaskan tembakan dan Jenderal Burgoyne dari Inggris pun jatuh dari kudanya dalam keadaan luka parah yang mematikan. Murphy kemudian menembak Sir Frances Clarke, seorang perwira Inggris. Segera setelah itu, moral pasukan Inggris ikut mati bersama kematian pemimpin mereka. Pasukan Inggris akhirnya mundur. Pertempuran Saratoga dianggap sebagai titik balik bagi Perang Kemerdekaan Amerika, dan itu tak terlepas dari aksi seorang ‘sniper”.
Aksi sharpshooter di masa lalu ala sniper terus berkembang sepanjang sejarah. Perannya pun makin terperhatikan. Pertempuran Trafalgar pada tahun 1805 juga bisa dikatakan sebagai peristiwa pentinng dalam perkembangan sejarah sniper. Pertempuran ini menandai dua peristiwa penting bagi Inggris berhasil mencatat kemenangan terbesarnya di laut. Di sisi lain, Inggris harus menerima kematian pahlawan terbesarnya di AL. Kematian Admiral Horatio Nelson akibat peluru seorang sharpshooter yang ditembakkan dari jarak sekitar 14 meter.
Selama perang saudara Amerika ( Civil War ), istilah ‘sharpshooter’, marksman’ atau ‘skirmisher’  masih digunakan untuk menggambarkan prajurit dengan kemampuan menembak tepat yang dikerahkan secara individual. Sepanjang sejarah, militer menggunakan skirmisher untuk memecah formasi musuh dan mencegah musuh untuk menyerang dengan kekuatan mereka. Secara umum skirmish merupakan pertempuran terbatas, melibatkan pasukan diluar pasukan inti. Penggunaan istilah sniper belum digunakan secara luas di AS hingga setelah Perang Saudara Amerika. Dan kemungkinan semakin luas setelah media menggunakannya semasa bulan-bulan awal Perang Dunia I.
 Peran penembak jitu mulai diperhatikan di masa Perang Saudara ( Civil War ). Pasukan Union merupakan yang pertama mengakui potensi kekuatan penembak jitu yang bisa bebas bergerak ke mana saja di area pertempuran. Kemungkinan ini karena pendekatan Hiram Berdan, seorang jutawan penemu dan ahli tembak. Pembentukan unit elite ini ditegaskan dalam sebuah artikael koran tahun 1861. sebagaimana ditegaskan oleh Berdan,si penulis menggaris bawahi “Amerika Riflemen” terbukti superior, terutama dalam memburu pasukan New England dan Barat. Merupakan rancangan Kolnel ) Berdan ) untuk memiliki regu yang dilepas dari detasemen di medan tempur untuk menjalankan tugas, menjatuhkan perwira dan penembak dalam “European Plan”
Resimen pertama Berdan disetujui Secretary of War pada 15 Juni 1861. uniknya, resimen ini menarik sukarelawan dari berbagai daerah utara dan tidak diatur oleh negara bagian. Untuk bisa menjadi bagian dari Berdan’s Sharpshooters, mereka harus lulus tes. Termasuk di antaranya menembak 10 tembakan pada target diameter 25,4 cm dari jarak 183.
Sharpshooters memainkan peranan penting dalam banyak pertempuran selama Perang Saudara Amerika ( 1861- 1865 ). Dalam Pertempuran Gettysburg, Juli 1863, sharpshooters menjadi sangat dikenal dalam menahan pasukan Konfederasi di dataran berbatu yang dikenal sebagai Devil’s Den.
Terlepas dari keberhasilan  para sharpshooters, ada kalanya mereka harus menanggung balasan dari musuh. Seperti Devil’s Den, sharpshooters Konfederasi berhasil ditewaskan oleh tembakan pasukan artileri. Sementara itu, di awal Pertempuran Spotsylvania Court House ( 9 Mei 1864 ), Jenderal Jhon Sedgwick dari Union meremehkan kemampuan barisan skirmisher  Konfederasi saat pasukannya merangsek maju ke arah barisan tersebut. Pada jarak 910 meter, pasukannya mulai mencari perlindungan dari hujan peluru. Demi menggerakan pasukannya untuk maju, Sedgwick berteriak, “Mereka bahkan tidak dapat mengenai seekor gajah dalam jarak sejauh ini !” Menyusul teriakannya tersebut, Sedgwick jatuh dari kudanya dengan lubang peluru di bawah mata kirinya. Dengan jarak sejauh itu, kemungkinan tembakan berasal dari senapan Whitworth.
 Di masa Perang Saudara Amerika, skirmisher diarahkan untuk bereaksi terhadap bunyi terompet, bukan perintah suara langsung. Tidak seperti serdadu biasa di saat itu, saat diperintahkan untuk berhenti, para skirmisher secara otomatis mencari perlindungan atau persembunyian. Bisa di belakang pohon, batu, atau penghalang lain. Bisa juga meniarapkan diri rata dengan tanah. Dengan cara ini, mereka sudah nyaris identik dengan serdadu modern

Peran sniper pun mulai populer sejak Perang Saudara Amerika. Mereka menjadi kekuatan yang menentukan pada pertempuran – pertempuran besar yang berlangsung di berbagai penjuru dunia. Mulai dari PD I, PD II, Perang Korea, Perang Vietnam, hingga konflik di era modern lainnya.







TOP EIGHT
ULTIMATE SNIPER RIFLE

Banyak parameter untuk menentukan peringkat terbaik senapan runduk saat ini tentu saja, penilaian harus independen dan bersifat multiaspek mencakup beragam kriteria sebagai dasar memberikan tanda bintang atau skala penilaian. Dari sebuah video tayangan analisis berjudul The Ultimate Sniper Rifle, beikut adalah 10 peringkat senapan runduk terbaik atau masuk kategori Top Ten Ultimate Sniper Rifle. Boleh setuji boleh tidak, Anda tentu berhak menentukan.


CheyTac M200 Intervention/LRSS

Inilah senapan runduk bolt action antipersonel jarak jauh yang diklaim banyak pihak sebagai yang terbaik saat ini di muka bumi. CheyTac M200 Intervention/LRRS (LRRS – Long Rang Rifle System) diproduksi CheyTac M200 LLC, AS sejak tahun 2001. Senapan ini memberikan keluwesan karena bisa dengan mudah diurai sehingga tidak akan menyusahkan gerak pasukan khusus ditambah bobotnya yang ringan )12.3 kg) dibanding senapan runduk berat lainnya. Kelahiran CheyTac M200 tidak lepas dari tangan dingin Profesor Johm D. Taylor sebagai desainer peluru .408 CheyTac. Peluru .408 yang dari segi ukuran berada di kisaran .50 BMG dan .338 Lapua ini memiliki bentuk pucuk tajam dan streamline “lebih sempurna” sehingga memungkinkan .408 yang berbobot 419 grain (27.15 gram) melesat stabil pada kecepatan supersonik hingga jarak di atas 2.000 meter (2.200 yard). Setelah melesat lebih dari 700. meter .408 juga memiliki energi kinetic lebih besar dibanding peluru berpucuk “timpul” .50 BMG ball. Selosongnya juga lebih ringan 1/3 dari dari bobot selongsong .50 BMG sehingga menghasilkan recoil lebih kecil. Dal hal perkenaan tembakan jarak jauh, CheyTac M200 LRRS juga diklaim paling akurat. CheyTach melengkapi operator M200 dengan PDA ( Personal Data Assistant ) berisi software yang dihubungkan dengan sensore angin, temperatur, dan tekanan atmosfer melalui Kestrel 4000. Senapan ini juga masih dilengkapi teleskop standar Nightfoce NXS 5.5-22x yang bisa diupgrade ke AN/PPV-14 Night Vision serta dilengkapi laser AN/PEQ-2 IR.




Accuracy International AWSM

Merujuk pada sejarah awalnya, senapan runduk AWSM yang bermakna Artic Warfare Super Magnum, dibuat atas permintaan AB Swedia yang menginginkan senapan runduk jarak jauh untuk icy condition. Senapan buatan Accuracy International, Inggris ini tak pelak oleh pihak pabrikan malah dibuat mampu digunakan di segala medan. Mulai dari medan pegunungan di Afghanistan, iklim tropis, gurun pasir berdebu, hingga wilayah kutub bertundra. AWSM berguna untuk melibas  lapis baja ringan, ranpur, maupun helikopter. Kembali ke permintaan awal, AWSM didesain bisa beroperasi pada suhu -46 derajat Celcius hingga suhu panas 71 derajat Celcius. Melihat segala kemampuan yang ada padanya, AWSM pun kemudian dipilih oleh Special Air Service ( SAS ) sebagai senapan runduk utama. AWSM menggunakan peluru .338 Lapua, menjadikannya punya tingkat akurasi yang tinggi dalam penembakan berjarak 1.500 yard atau lebih. Produk-Produk Accuracy International , sesuai namanya memang mengutamakan sisi akurasi dalam hasil tembakan, di samping faktor kekuatan dan ketangguhannya. Sistem asupan menggunakan magasin kapasitas lima peluru, tersedia untuk model .300 Winchester Magnum dan .338 Lapua Magnum. Tingkat presisi penembakan didukung juga oleh penggunaan teleskop Schmidt & Bender tipe PM II 10x42 dengan pembesaran optik 10 kali. Super Magnum merupakan versi terbesar dari varian AW sebelumnya. Varian dari AW sendiri beragam seperti AWP (Police), AWM (Magnum), AWC (Special Ops-Oriented), dan AWS (Suppressed). Produksi AWSM dimulai Tahun 1997 dan masih diproduksi hingga saat ini. Saking populernya, senapan ini juga digunakan sebagai  senapan antiteroris oleh Alpha Group Rusia maupun Polish 1st Special Commando Regiment.





Stealth Recon Scout

Stealth Recon Scout buatan Desert Tactical Arms, AS merupakan senapan runduk jenis langka. Senapan ini menggunakan mekanisme bullpup bolt action. Efek utamanya jelas terlihat hal keringkasan. Demikian juga penempatan magasin dibelakang pistol grip. Pihak pabrikan menyatakan, penambahan bobot di bagian belakang senapan ini juga untuk mencapai titik seimbang tengah. Stealth Recon Scout punya dimensi 11 inchi (280 mm) lebih pendek dari senapan sniper konvensional. Senapan ini muncul pertama kali dalam Shot Show di AS. Sebagai peluru standar, Stealth Recon Scout memilih .338 Lapua Magnum. Namun,  ada tiga varian lain yang menggunakan peluru .243 Winchester, .308 Winchester, dan 300 Winchester Magnum. Sekarang malah tambah lagi dengan peluru .260 Remington dan 6.5x47 Lapua. Varian .338 mennggunakan kotak magasin kapasitas lima peluru dan laras 660 mm fluted maupun free floated. Stealth Recon Scout muncul sebagai wujud out of the box senapan runduk konvensional berlaras panjang. Desain bullpup menempatkannya sebagai senapan runduk ( untuk kepentingan khusus  dengan laras terpendek saat ini. Opsi ganti peluru san laras ditunjukkan agaroperator tidak harus berjalan terlalu jauh dalam pertempuran. Sebagaimana diketahui peluru .338 Lapua sebagai senjata antimaterial ampuh hingga jarak 1.500 yard. Penggantian laras juga tak memakan waktu lama, ini karena sistem lepas-pasang laras dilakukan cukup dengan mengendurkan empat skrup di bodi senapan. Operator kemudian tinggal menarik penutup popor, melepaskan bolt, dan magasin. Setelah itu gunakan laras yang sesuai dengan kaliber peluru yang akan digunakan.Lalu masukkan bolt, magasin serta penutup popor. Sistem Modular juga menjadi kunci keunggulan senapan ini. Sehingga senapan bisa digunakan dalam operasi penembakkan anti materi maupun antipersonel.





Barret Model 99 .416

Sejak kelahiran senapan runduk M82, pabrikan Barret memang sudah menarik perhatian berbagai kalangan dan diandalkan sebagai salah satu produsen senapan runduk kelas wahid. Senapan runduk dengan julukan “Big Shot” Barret Model 99 merupakan salah satu prodek pabrikan senjata ini dengan jenis Single Shot Sniper Rifle. Model 99 diperkenalkan tahun 1999. Dua jenis peluru ditawarkan, sehingga ada dua laras berbeda. Laras sepanjang 32 inchi khusus untuk peluru .416 dan laras 25 inchi, 29 inchi, serta 32 inchi untuk peluru .50 BMG. Senapan dapat diurai dengan hanya melepaskan tiga pin pelepas. Kecepatan peluru .416 sangat fenomenal. Padahal dari segi bobot peluru ini lebih ringan dari caliber .50. Adalah Crhis Barret putra dari Ronnie Barret pendiri Barret Firearms yang berhasil mendesain peluru .416. Kebanyakan peluru .50 melesat dalam kecepatan subsonik hingga jarak 1.700 meter. Sedangkan .416 mampu melesat dalam kecepatan supersonik hingga jarak 2.500 meter.





Accuracy International AS-50

Lepas dari varian AW50F dan AW50FT,  Accuracy International bekerja sama dengan Naval Survace Warfare Center membuat varian khusus untuk US Navy SEAL. Produksi dibuat mulai tahun 2006 dimana prototipenya nongol pertama kali dalam ajang bergengsi Shot Show tahun 2005 di AS. Ringan, tangguh, dan antikorosi, merupakan spek utama yang diinginkan Navy SEAL. Toh untuk Navy SEAL yang rata-rata berotot kekar, bobot 14 kg senapan ini mungkin bukan persoalan. Dalam hal peluru, AS-50 menggunakan kaliber 12,7x99 mm. Asupan amunisi menggunakan magasin pasang-lepas ( detachable )  berkapasitas lima peluru. Sementara sistem semi otomatis menggunakan gas buangan tembakan. Panjang keseluruhan senapan adalah 1.369 mm. Accuracy International mengklaim AS-50 memiliki tingkat akurasi tembakan dibawah 1,5 MOA ( Minute of Angle ) dengan jarak efektif 1.800 meter. Larasnya sepanjang 692 mm, free-floated, dilengkapi dua ruang bakar, dan muzzle brake dari aloy baja. Penggunaan bahan ini dapat mengurangi recoil senapan sehingga lebih kecil dari hentakan pasa AW50F dan AW50FT. Receiver terbuat dari baja dan tersedia mounting rail untuk penempatan optik pandangan. Di bagian atas, kiri, dan kanan, terdapat tiga rel Picatinny sebagai mounting aksesoris tambahan. Kompunen bipod yang bisa dipasang dengan cepat disediakan untuk menopang laras sekaligus untuk menyesuaikan ketinggian posisi senapan Yang dibutuhkan. Dibelakang popor terdapat satu kaki tambahan yang bisa dilipat .Senapan punya tingkat fleksibilitas yang tinggi, yakni dapat diurai dan dipasang dengan Waktu dengan kurang dari 3 menit. Selain US Navy SEAL jadi operator utama senapan Ini. 





M40 6.5x47 Lapua

Tua tak selalu berarti usang atau tak berguna lagi. Bukti ini pas untuk menggambarkan senapan runduk M40 yang kini dipadukan dengan peluru 6.5x47 Lapua. Simplicity and proven realbility, itulah konsep yang dikedepankan dalam senapan ini. Terbukti, M40 yang sudah digunakan pertama kali oleh Korps Marinir AS sejak tahun 1966 masih digunakan hingga saat ini. Memang M40 yang aslinya adalah Remington 700 ini juga berevolusi menjadi M40A1, M40A3, dan M40A5. Dan kini dengan memadukan M40 dengan peluru baru 6.5x47 Lapua. Senapan ini muncul dengan kode M40T7. Belum banyak memang literatur yang mengulasnya. Namun video-video mengenai senapan ini sudah dapat dilihat di internet. Peluru 6.5x47 Lapua seukuran sama dan sebobot dengan .308. Tetapi dalam hal meluncur di udara sangatlah beda. Bila .308 Winchester setelah ditembakan akan berakhir dengan lintasan parabolik jatuh, maka peluru 6.5x47 Lapua lebih panjang trayektori dan energinya. Hebatnya, hentakan peluru lebih kecil 40% dari .308 Winchester. Peluru ini efektif digunakan pada jarak 1.00 meter atau lebih. Penggunaan teleskop untuk siang dan malam hari, makin membuatnya mantap menggulingkan sasaran pada jarak 1.000 yard.



Barrett m107 LRSR

Kelahiran senapan runduk semiotomatis kelas berat Barret M107 LRSR ( Long Range Sniper Rifle ) yang digunakan AD AS terinspirasi oleh penggunaan Barret M82A1 yang digunakan Korps Marinir AS. Dapat dikata ,107 merupakan penyempurnaan versi AD AS. Sebenarnya prototipe pertama tampil dengan XM107, penyempurnaan dari Barret M95 yang dipilih dan dibeli beberapa pucuk oleh AD AS sebagai senapan uji tahun 1999. Keputusan berubah tahun 2002 karena ternyata AD lebih kesengsem pada senapan bermekanisme semi otomatis. Akhirnya M82A1 lah yang disempurnakan dan berubah wujud menjadi M107  LRSR untuk AD AS. M107 menggunakan peluru.50. untuk perkenaan terhadap sasaran senapan dilengkapi teleskop Leupold 4.5-14x5 Mark 4. beberapa perubahan terlihat diantaranya penggunaan rel aksesori yang lebih panjang, pegangan kebelakang, dan soked monopod. Varian M107CQ memiliki ukuran yang lebih pendek dan lebih ringan. Varian ini dibuat untuk penggunaan dari helikopter dan mendukung pertempuran jarak dekat. USCG dan Homeland Security merupakan operator senapan ini di luar AD AS. Oktober 2010 Barret menghentikan produksi M107 dan menggantikannya dengan varian baru M107A1. Perbedaan yang cukup terasa terletak pada pengurangan bobot sekitar empat pon dan penggunaan muzzle brake berbentuk silindris dari bahan titanium, menggantikan muzzle brake lama berbentuk arrow head.



McMillan Tac-50

Dibuat oleh pabrik McMillan Brothers Rifle Company, AS senapan runduk antimateril McMillan Tac-50 telah digunakan di lima negara yakni AS, Israel, Turki, Perancis, dan Kanada. Negara yang disebuat terakhir bahkan berhasil meraih nama harum berkat rekor penembakan terjauh menjungkalkan sasaran yang dilakukan oleh Kopral Rob Furlong, yakni sejauh 2.430 meter. Rekor yang dibuat tahun 2002 ini sekaligus menumbangkan rekor Charlos Hathcock dalam perang Vietnam. Sebagai senapan runduk antimateril Tac-50 efektif digunakan untuk ,erusak radar dan instalasi komunikasi lainnya serta perlindungan dinding beton . Tac-50 dioperasikan secara manual dengan mekanisme rotary bolt action. popor dirancang dengan sistem lipat agar mudah dalam pengepakan. Larasnya sepanjang 737 mm merupakan jenis flutted barrel dengan muzzle brake empat lubang diujung laras. Lazimnya senapan runduk yang lain laras ditopang oleh bipod. Senapan runduk ini mulai digunakan sejak tahun 2000. basis desainnya diambil dari produk-prodeuk McMilan tahun 1980-an. Peluru menggunakan .50 BMG dengan muzzle velocity 805 m/second. Jarak tembak efektif mencapai 1.600 meter. Sistem asupan peluru menggunakan magasen kapasitas lima peluru. Sedangkan teleskop menggunakan 5-25x. Ab kanada kini menggunakan teleskop Schmidt & Bender 5-25x556 PMII. Sementara McMilan sendiri mulai menerapkan Nightforce NXS 8-32x56 Mil-dot untuk Tac-50 andalannya ini. Senapan berjuluk Big Mac ini meupakan request dari US Navy kepada McMilan diawal 1990-an untuk mendesain .50 cal weapon system.